alhamdulillah kami akhrinya dipercaya
untuk didtitipi seorang anak oleh Allah, penantian kami selama ini berbuah
hasil. sempat merasa tak dipercaya kami tak pernah putus asa. ku katakan pada
istriku bahwa semua ini butuh pembuktian. Allah butuh bukti kalau kita memang
layak menjadi orang tua. akhirnya kita instropeksi diri, melihat apa saja yang
sekiranya memang tak baik untuk ada dalam diri kita jika kita nanti menjadi
orang tua... alhamdulillh pada tanggal 20 Januari 2014 Allah mempercayai kita
berdua.
bagi kami anak itu titipan., bukan milik
kami. dia adalah manifestasi cinta dan kepercayaan Tuhan untuk kami. anak
merupakan kesempatan kedua bagi kami untuk merubah dan memperbaiki kesalahan
yang pernaha kami perbuat. anak merupakan alat untuk mendekatkan kami kepada
Nya.
bagi ku pribadi, kehadiran anaku merupakan
titik balik untuk menjadi seorang manusia. ku selalu berharap dan mengatakan
pada istriku bahwa bukan aku yang akan menjadikannya dekat dengan Allah, tapi
anak ini lah yang nantinya akan menjadi kan kita dekat dengan Allah. semua itu
bisa terjadi kalau kita menyadari bahwa semua ini atas kehendaknya dikarenakan
sayang dan percayanya Allah pada kita. bukan kaena tingginya iman banyaknya
amal sholaeh yang kita perbuat.
Ku banyak belajar darinya, buatku dia
sosok guru yang luar biasa. Ketika berbicara keihlasan, kutak pernah melihat
senyum yang lebih ikhlas dari senyumannya, Ibrahim adalah sahabat setia yang
tak pernah menyerah menghibur kegundahan ku. Kegundahan itu Ia dobrak dengan
senyuman yang mengingatkan ku akan rasa syukur bahwa Ibrahim telah ada
disampingku sekarang.
Dia makhluk yang paling berani menurutku
dalam meperjuangkan haknya, dengan kelemahan dan keterbatasan tubuh dia tak
pernah takut untuk menuntut apa yang menjadi tanggung jawab aku dan istriku
sebagai orang tuanya. Dia khan menangis lantang (karena Cuma itu yang dia bisa)
untuk meminta susu dan perhatian. Dia menyadari bahwa kesemua itu adalah haknya
dan dia akan perjuangkan sampai lelah agar tetap mendapatkannya.
Ibrahim juga mengajarkan aku untuk tidak
putus asa akan nikmat Allah, baginya nikmat esok hari tak harus aku dan istriku
risaukan, besok pasti khan ada lagi. Saat Ibrahim sedang minum air madu dari
botol dia tak khan menyisakan sedikitpun untuk disimpan. Dia seakan menjelaskan
pada ku bahwa Allah tak khan sedikitpun lari dari diri kita kalau kita meyakini
bahwa Allah itu baik. Dan Allah sudah baik pada ayah dan bunda dengan
menghadirkan aku didalam hidup kalian, begitu kira2 Ibrahim menasehati kami…
Aku selalu katakana pada istriku, bahwa Ibrahim
baru saja berpisah dari Tuhannya, ketika aku tulis tulisan ini umurnya
menginjak 4 bulan, maka ketika pada umur 3 bulan ruh masuk di kandungan ruh
masuk dalam tubuh Ibrahim maka kira-kira 10 bulan yang lalu ruh Ibrahim baru
berpisah dari Tuhannya…
Maka bukan dia yang layaknya kita doakan,
tapi KITA YANG KHAN BELAJAR DAN MEMINTA DOA DARINYA…..MINTALAH DOA PADA ANAKQu…
0 komentar:
Posting Komentar